Guru Membebaskan

 

Buku - buku yang mengulas sang Guru Bangsa, Gus Dur. Buku ini pernah di lapak dalam sebuah acara Komunitas Gusdurian Gorontalo, 2018 (Foto: Djemi)


Oleh : Djemi Radji


Tak lama lagi kita akan memperingati kepergiaan sang Guru Bangsa. Guru perjuang kemanusiaan, yang dicintai semua manusia. Ketika ada manusia tersakiti, keterbatasan fisik bukan penghalang niatnya memperjuangan apa yang diyakini itu adalah praktik penistaan terhadap manusia lainnya. Ia gigih membela tanpa syarat.


Kepulanganya tentu mengisahkan tangis yang amat dalam. Terutama bagi pendukung dan orang -orang yang senantiasa menyemai pemikirannya. Dia adalah Guru sederhana, namun membebaskan manusia lain dari belenggu ketidakadilan dan diskriminasi.


Jika ditulusuri jejak sang Guru, ia adalah adalah ikon bangsa yang konsisten dalam memaknai kemanusiaan. Ia mengabadikan diri kepada kemanusiaan dan manusia. Manusia dan kemanusiaan adalah fokus utamanya


Sandarannya dalam membebaskan manusia dari belenggu manusia lain sangat terang tergambarkan dalam universal kemanusiaan yang pernah dikonsepsikan al-Ghazali dan al-Syathibi yakni hak beragama/berkeyakinan (hifzh al-Din), hak hidup (hifzh al-Nafs), hak berpikir/berpendapat (hifzh al-‘Aql), hak atas kehormatan tubuh dan kesehatan reproduski (hifzh al-‘Irdh wa al-Nasl) dan hak kepemilikan atas harta/benda (hifzh al-Mal).


Ia tak hanya pembaca yang baik, tapi juga pengamal atas bacaan-bacaanya. Sang Guru membela hak beragama Kong Hu Cu, mengusulkan pencabutan TAP MPR XXV tahun 1966 (tentang pelarangan Komunisme, Leninisme, dan Marxisme), membela pedangdut Inul Daratista, Ahmadiyah, dan berbagai individu maupun kelompok lain yang tertindas dan terdiskriminasi.


Pembelaan-pembelaan ini yang kadang sering tak dimengerti dan disalahmengerti banyak orang. Orang lain sedang fokus membela Tuhan dan agama, tapi sang Guru lebih fokus membela kemanusiaan. Bagi sang Guru, Tuhan sudah maha segalanya. Baut apa lagi dibela.


Sang Guru tak pernah haus pujian dan kehormatan, badai kritik dan caci maki yang menjatuhkan datang dari sana-sini, tak gentar, ia tetap konsisten dengan gagasan dan pembelaannya.


Baginya, membebaskan manusia dari berbagai belenggu merupakan wujud keimanan kepada sang pencipta dan seruan agama. Sebagaimana pandangannya, bahwa menistakan manusia sama halnya menistakan sang pencipta. 


Dia adalah Abdurrahman "Addakhil" Wahid, Guru Kita, Guru Bangsa, Guru membebaskan Manusia Indonesia. Laahumul Faatihah..


"Selamat Hari Guru", tulis mereka di sosial media😌

Guru Membebaskan Guru Membebaskan Reviewed by KGD Gorontalo on April 28, 2021 Rating: 5

No comments

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.